Bangkitnya Dokter AI: Mengapa Pasien Beralih ke Chatbots untuk Mendapatkan Nasihat Medis

19

Selama beberapa dekade, orang-orang yang mencari informasi kesehatan mengandalkan Dr. Google – memilah-milah hasil pencarian yang tak terhitung jumlahnya dengan harapan dapat mendiagnosis gejalanya sendiri. Kini, dokter digital jenis baru telah hadir: chatbot Kecerdasan Buatan (AI). Survei terbaru mengungkapkan bahwa sekitar satu dari enam orang dewasa, dan seperempat dari mereka yang berusia di bawah 30 tahun, kini secara rutin berkonsultasi dengan bot AI seperti ChatGPT untuk mendapatkan panduan medis.

Pergeseran ini bukan tentang teknologi yang unggul; ini tentang ketidakpuasan terhadap sistem layanan kesehatan saat ini. Pasien melaporkan waktu tunggu yang lama, janji temu yang terburu-buru, dan tagihan yang tidak terjangkau. Chatbots menawarkan alternatif: akses instan, informasi gratis (atau berbiaya rendah), dan perasaan didengarkan. Namun seiring dengan semakin banyaknya orang yang beralih ke AI untuk mendapatkan nasihat medis, timbul pertanyaan tentang keakuratan, keandalan, dan masa depan hubungan dokter-pasien.

Daya Tarik dari “Dokter yang Lebih Baik”

Daya tarik chatbot AI bukan hanya soal kenyamanan; ini tentang kepuasan emosional. Banyak pengguna menggambarkan AI menawarkan pengalaman yang lebih baik dan lebih berempati dibandingkan layanan kesehatan tradisional. Seorang wanita, yang mencari diagnosis kesemutan di tangannya, menerima tanggapan yang meyakinkan dari ChatGPT yang membenarkan kecurigaannya tentang masalah saraf median.

AI tidak hanya memberikan informasi; ia memvalidasi kekhawatiran, bersimpati dengan rasa frustrasi, dan bahkan mengkritik kekurangan sistem medis. Seorang pengguna, yang tidak puas dengan sikap dokternya yang meremehkan, mengirimi ahli onkologinya daftar pesan baik yang dihasilkan oleh ChatGPT, menyarankan dokternya “seharusnya mengatakannya”.

Pergeseran Dinamika Dokter-Pasien

Ketika pasien semakin banyak yang beralih ke AI untuk mendapatkan pendapat awal, hubungan tradisional dokter-pasien yang bersifat dua arah kini berkembang menjadi sebuah triad. Hal ini belum tentu bersifat negatif. Beberapa pasien melaporkan bahwa mereka menggunakan AI untuk melakukan advokasi yang lebih baik bagi diri mereka sendiri selama janji temu, sementara dokter mengakui bahwa AI terkadang dapat memberikan masukan yang berharga.

Namun, masalah muncul ketika pasien mengabaikan dokter sama sekali. Satu kasus melibatkan pasien yang dipulangkan tanpa nasihat medis karena kerabatnya lebih memilih rencana perawatan ChatGPT daripada rekomendasi tim medis Yale.

Risiko dari Nasihat yang Tidak Terlatih

Banyak persyaratan layanan chatbot menyatakan bahwa mereka tidak dimaksudkan untuk memberikan nasihat medis. OpenAI dan Microsoft mengklaim memprioritaskan akurasi dan berkolaborasi dengan pakar medis, namun penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar model tidak lagi menampilkan penafian saat ditanyai pertanyaan kesehatan. Mereka secara rutin memberikan diagnosis, menafsirkan hasil laboratorium, dan merekomendasikan perawatan.

Kepercayaan yang diberikan pada model ini mengkhawatirkan, mengingat keandalannya yang belum terbukti. Sebuah penelitian di Oxford baru-baru ini menemukan bahwa peserta yang menggunakan chatbot untuk skenario medis memilih langkah selanjutnya yang tepat (seperti memanggil ambulans) dalam waktu kurang dari separuh waktu.

Intinya: AI yang Tidak Sempurna Mungkin Lebih Baik Daripada Tidak Peduli

Terlepas dari risikonya, AI yang tidak sempurna mungkin lebih disukai dibandingkan layanan kesehatan yang tidak dimiliki banyak orang. Robert Wachter, ketua kedokteran di UCSF, mencatat bahwa dalam banyak kasus, alternatifnya adalah perawatan yang buruk atau tidak ada perawatan sama sekali.

Munculnya dokter AI mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan terhadap sistem layanan kesehatan dan keinginan untuk mencari solusi baru, meskipun tidak sempurna. Seiring dengan terus berkembangnya AI, batasan antara layanan digital dan layanan manusia kemungkinan akan semakin kabur, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dunia kedokteran dan peran dokter di dunia yang berubah dengan cepat.